BLANTERORIONv101

Kalam Hikmah Abu Bakar Ash-Shiddiq tentang Berbuka Puasa: Hindari Berlebihan, Raih Keberkahan

5 Maret 2025

Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu adalah salah satu sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling utama. Beliau dikenal karena ketakwaan, kezuhudan, dan kecintaannya terhadap akhirat. Sosoknya menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal berpuasa dan berbuka puasa.

Salah satu nasihat bijak Abu Bakar yang sangat relevan dalam konteks Ramadan adalah:

"Janganlah kamu meninggalkan puasa, karena puasa itu akan menjagamu dari api neraka. Dan janganlah kamu berlebih-lebihan dalam berbuka, karena sesungguhnya di balik kesederhanaan itu ada keberkahan."

Dari kata-kata tersebut, terdapat tiga pelajaran penting tentang berbuka puasa yang dapat kita ambil.

1. Puasa adalah Perisai dari Api Neraka

Dalam banyak hadits, puasa disebut sebagai junnah (perisai). Abu Bakar mengingatkan pentingnya tidak meninggalkan puasa karena ia melindungi dari hawa nafsu, dosa, dan api neraka.

Berpuasa juga merupakan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu, seseorang dapat lebih mudah untuk:

  • Menjaga lisan dan perbuatan

  • Meningkatkan amalan ibadah

  • Mendekatkan diri kepada Allah SWT

Berbuka puasa seharusnya bukan hanya soal makan dan minum, melainkan juga menjadi momen untuk bersyukur atas kekuatan yang diberikan oleh Allah dalam menjalankan ibadah ini.

Baca Juga: 4 Sahabat Khulafaur Rasyidin dalam Perspektif Kitab Tarikh Ulama' Salaf

2. Hindari Berlebihan saat Berbuka Puasa

Abu Bakar Ash-Shiddiq dikenal hidup dengan sangat sederhana. Ia bahkan sering hanya berbuka dengan kurma dan air, serta membagikan makanannya kepada fakir miskin.

Nasihat beliau ini sejalan dengan firman Allah SWT:

"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
(QS. Al-A’raf: 31)

Berlebihan saat berbuka tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan, tetapi juga dapat membuat seseorang lalai dalam menjalankan ibadah lanjutan seperti shalat Maghrib, Isya, dan Tarawih.

Baca Juga: Biografi Imam Syafi'i (150-204 H), Nama, Kelahiran, Guru-Guru, Mazhab, dan Karya-Karyanya

3. Kesederhanaan dalam Berbuka Membawa Keberkahan

Abu Bakar mengajarkan bahwa berkah terletak dalam kesederhanaan. Makan secukupnya saat berbuka akan:

  • Menjaga tubuh tetap sehat

  • Membantu hati lebih fokus kepada Allah

  • Menumbuhkan rasa syukur

Kesederhanaan bukan berarti kekurangan, melainkan menjaga agar jiwa tidak terikat pada kenikmatan duniawi. Justru dengan hidup sederhana, hati menjadi lebih tenang dan mudah untuk khusyuk dalam ibadah.

Baca Juga: 15 Kata-kata Motivasi Belajar Ilmu Agama Habib Umar Bin Hafidz

Kesimpulan

Nasihat bijak Abu Bakar Ash-Shiddiq tentang berbuka puasa mengandung nilai-nilai yang sangat dalam. Tiga poin penting yang dapat kita ambil adalah:

  1. Puasa sebagai pelindung dari api neraka – Jangan tinggalkan puasa karena ia adalah bentuk penghambaan dan perlindungan dari siksa akhirat.

  2. Hindari berlebihan saat berbuka – Makan secukupnya agar tidak lalai dari ibadah dan tidak tertipu kenikmatan dunia.

  3. Kesederhanaan membawa berkah – Semakin sederhana, semakin besar potensi untuk mendapatkan ketenangan dan keberkahan dari Allah SWT.

Semoga kita bisa meneladani kesederhanaan dan ketakwaan Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam menjalani ibadah puasa, khususnya dalam berbuka dengan penuh kesyukuran dan keikhlasan.

Aamiin.

Shohib
Seorang penulis di Santribarokah.com yang memiliki minat dalam kajian Islam, dunia pesantren, dan nasihat ulama. Dengan latar belakang keislaman yang kuat, berkomitmen untuk menyebarkan ilmu yang bermanfaat melalui tulisan-tulisannya.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.